1. Ukuran dan berat
DSLR: Seringkali berukuran lebih besar dari mirrorless. Hal ini akan sangat membantu jika menggunakan lensa tele yang panjang dan berat.
Mirrorless: Yup, secara umum mirrorless jelas akon lebih kecil dari DSLR, tapi kadang lensa-lensa yang digunakan untuk mirrorless juga segede goban sama kaya punya DSLR.
Ukurannya yang kecil adalah daya jual utama kamera mirrorless, tapi bukan berarti pada prakteknya mirrorless akan selalu lebih kecil dari DSLR. Ketika foto atau video, kita juga menggunakan lensa nggak hanya body kameranya saja. Karena itu, terkadang ketika mirrorless dikombinasikon dengan lensa yang besar, maka ya sama aja jadinya besar juga.
Nah uniknya, seiring dengan berjalannya waktu, dan semakin canggihnya teknologi mirrorless zaman sekarang, tahun ke tahun ukuran kamera-kamera mirrorless yang "high-end" malah tambah besar. Dan di titik inilah kita mulai bingung harus beli yang mana kan? Soalnya ukuran juga mulai sama :v
2. Lensa
DSLR: Rata-rata memiliki beragam pilihan focal length dan diafragma.
Mirrorless: Pilihan lensa masih bertumbuh, sepertinya segera sebanyak seperti DSLR.
Jika kamu ingin punya banyak pilihan lensa, maka menggunakan DSLR harusnya jadi pilihan utama, karena selain tipe yang bermacam-macam dari brand bawaan kamera, banyak merk lain yang support DSLR (seperti Tamron, Sigma, Yongnuo, dll).
Meskipun mirrorless baru keluar 10 tahun lalu, dan saat ini lensa-lensa yang khusus untuk mirrorless memang belum banyak pilihannya, namun mirrorless masih mungkin menggunakan lensa-lensa DSLR dengan menggunakan adapter. Sebaliknya, kamera DSLR tidak bisa menggunakan lensa-lensa mirrorless karena titik fokus yang terlalu jauh sehingga tidak akan pernah bisa fokus.
3. VIewfinder
DSLR: Masih banyak fotografer yang lebih nyaman dengan tampilan optik untuk tampilan yang lebih jelas dan bebas nge-lag.
Mirrorless: Sementara yang lain malah lebih suka dengan live view versi digital yang ditampilkan di LCD.
Semua DSLR, bahkan yang paling murah, selalu dilengkapi dengan optical viewfinder karena memang itu salah satu desain yang ditawarkan oleh DSLR sejak dulu kala. Di sisi lain meskipun ada beberapa mirrorless yang menawarkan viewfinder, namun ada beberapa mirrorless yang tidak memiliki viewfinder. Sehingga kamu harus menggunakan LCD untuk mengkomposisi foto. Alhasil, terang sedikit saja (atau di outdoor), maka kamu akan kesulitan live view di LCD.
Mirrorless yang menawarkan viewfinder biasanya sedikit lebih mahal, itupun adalah electronic viewfinder. Maksudnya menampilkan apa yang diterima sensor secara langsung, tidak melalui cermin optikal. Nah, electronic viewfinder ini kalau yang baru-baru tidak ada pixelation (alios kelihatan kotak-kotak) seperti mirrorless zaman awal, namun kamu masih akan menemukan kasus yang kadang agak lambat ketika menggerakan kamera terlalu cepat.
Keuntungan menggunakan electronic vlewfinder adalah kita bisa menerima lebih banyak informasi dibandingkan dengan optical viewfinder. Kenapa? Karena electronic viewfinder bisa mensimulasikan kira-kira hasil akhir foto kita akan seperti apa, warnanya, distorsinya, ketajamnya, dll. Plus masih bisa lihat sebaran histogram secara live. Namun, simulasi ini tidak selalu sempurna, karena itu masih banyak fotografer yang cenderung memilih pakai optical viewfinder, melihat secara apa adanya tanpa ada gangguan dari settingan kamera yang kita pilih, dan melihat hasil akhirnya kemudian. Dengan begitu saat kondisi cahaya terang pun kita tetap bisa melihat secara detail tanpa tergantung dengan LCD.
4. Auto Focus
DSLR: Autofocus pada DSLR lebih baik dalam tracking subjek, tapi tidak seberapa akurat saat live view.
Mirrorless: Sebaliknya, live view cukup akurat saat kita melihat lewat LCD. Dan seri-seri terbaru bisa dibilang autofocusnya sudah bagus semua.
DSLR rata-rata sudah menggunakan "phase-detection" dalam autofocus-nya yang ketika dipakai sangat responsive dengan pergerakan. Namun, kelemahannya adalah metode ini hanya bisa jalan jika cermin di dalam kamera menghadap ke bawah. Sementara ketika kamu menggunakon live view di LCD untuk mengkomposisi (yang mana saat itu cermin menghadop ke atas), sistem ini tidak berfungsi. DSLR akan otomatis menggunakan sistem contrast AF yang relatif lebih lambat. Untuk Canon seri baru seperti EOS 800D, 80D, dan 5D Mk IV, ada inovasi baru dimana phase detection ini sudah dipasang di dalam sensor. Hal ini dapat mengatasi masalah DSLR pada umumnya.
Sementara itu, mirrorless bergantung sepenuhnya pada sensor (tidok pakai cermin) dan rata-rata menggunakan contrast AF. Yang perlu diperhatikan adalah contrast AF di mairrorless lebih cepat jika dibandingkan dengan contras AF di DSLR. Kok bisa gitu? Karena lensa-lensa mirrorless sudah didesain khusus supaya bisa perfom dari sisi autofocus.
Jika mirrorless pakai lensa DSLR gimana? Otomotis ada penurunan kecepatan di sisi autofocus. tapi tidak mengurangi kualitas hasil foto :) Berita bagus dari sisi mirrorless adalah banyak keluaran baru yang menggunakon sistem hybrid AF. Sistem ini menggabungkan phase detection dan contrast AF. Dengan sistem ini, mirrorless baru tidak hanya cepat, tapi juga akurat dalam mengunci fokusnya.
5. Continous Shot
DSLR: Bahkan DSLR terbaik pun sudah kaloh cepet kalau masalah speed burst mode.
Mirrorless: Desain mirrorless memungkinkan produsen memasangi fitur high speed burst mode.
Dalam foto action (alias subjek bergerak), kita pasti menggunakan burst mode agar bisa jepret banyak foto dan berharap beberapa dari foto tersebut ada yang fokus dan memberikan hasil foto yang bagus, di poin inilah kamera mirrorless bisa lebih unggul.
Tanpa cermin, artinya hanya sedikit part pada mirrorless yang 'bergerak' untuk menghasilkan satu jepretannya dan memungkinkan mengambil foto lebih cepet. Karena itulah kecepatan pada saat burst mode, mirrorless lebih unggul.
Beberapa mirrorless bahkan ada yang menawarkan burst speed hingga 60fps. Yang perlu diingat di sini adalah, burst mode membantu kita mendapatkan banyak gambar ketika ada momen bagus yang lewat, tapi semakin banyak gambar yang kamu foto, semakin cepat memory penuh juga dan kamu juga harus memilah satu persatu foto sebanyak itu untuk dapat yang "paling bagus".
6. Video
DSLR: Dulu dijadikan andalan utama dalam hal video, beberapa tahun belakangan ini mulai disalip oleh mirrorless.
Mirrorless: 4K udah mulai jadi resolusi umum dan AF yang terus lebih bagus.
Kamera DSLR adalah kamera pertama yang menawarkan resolusi profesional HD dan Full HD. Diiringi dengan luasnya pilihan lensa dan aksesoris lain, serta support yang sudah diakui banyak profesional videografer yang memilih DSLR. Tapi itu dulu, sebelum mirrorless hadir dengan fitur-fitur video seperti sekarang.
Resolusi video 4K sudah jadi standar umum di kamera-kamera mirrorless keluaran terbaru. Kemudian juga ada live view autofocus yang sangat efisien dan hingaa saat ini hanya ada di mirrorless. Plus hal ini juga ditunjang dengan semakin banyaknya adapter dan aksesoris - aksesoris lain yang diperuntukkan kamera compact ini.
7. Fltur
DSLR: Bahkan DSLR yang entry level sudah lengkap dengan full manual control.
Mirrorless: Belakangan ini mulai mengimbangi DSLR dalam hal kontrol, bahkan di beberapa seri selangkah dua langkah lebih maju.
Dalam hal fitur fotografi dan kontrol, sulit membedakon DSLR dan mirrorless. Keduanya menawarkan manual kontrol yang sudah canggih, exposure, kecepatan fokus, dan juga sama-sama bisa memotret dalam format RAW dan JPEG. Memungkinkan kita mendapatkan hasil yang bagus terlepas mau pakai yang mana saja.
Namun harus diingat tentang viewfinder, semua DSLR memiliki viewfinder namun mirrorless yang relatif "hemat" cenderung tidak memiliki viewfinder.
8. Kualltas Gambar
DSLR: Menggunakan teknologi terbaru dan the best baik untuk sensor APS-C maupun Full Frame mereka.
Mirrorless: Menggunakan sensor yang sama, tapi beberapa seri menggunakan format yang lebih kecil.
Memang benar bahwa resolusi terbesar pada DSLR. Canon EOS 5D bisa memotret full frame dan masih di resolusi 5OMP. Sementara Sony A7R III sebenarnya nggak jauh-jauh juga dengan resolusi 42.2 MP-nya. Kualitas gambar bukan soal megapixel aja tentunya ya kan? Karena faktor yang lain dalam hal kualitas gambar ada pada ukuran sensor. Sensor full frame adalah sensor dengan ukuran terbesar (saat ini) dan menawarkan kualitas yang lebih baik, namun sensor APS-C juga sudah cukup bagus dan lebih murah.
Kamu bisa mendapatkon kedua jenis sensor tersebut baik di DSLR maupun mirrorless. Yang perlu diingat adalah masih ada beberapa mirrorless di pasaran yang sensornya menggunakon micro 4/3 (lebih kecil dari APS-C). Kamera dengan sensor lebih kecil memang cenderung memiliki ukuran bodi dan lensa yang lebih kecil.
9. Ketahanan Baterai
DSLR: Rata-rata tahan sampai 600-800 jepretan, seri yang bagus bisa sampai 1000 jepretan.
Mirrorless: Rata-rata baterainya lebih cepat habis, kuat hingga 300-400 jepretan.
Membahas soal perbandingon baterai jadi penting banget kalau perbedaanya sangat kerasa seperti kasus DSLR vs Mirrorless ini. Sebagai contoh, Nikon D7500 bisa dipakai hingga 950 foto dalam sekali charge. sementara Fujifilm X-T2 (yang spesifikasinya tidak jauh berbeda) hanya bisa tahan sampai 340 foto sebelum akhirnya baterai habis. Pola yang sama akan terjadi di semua pebandingan DSLR dan mirrorless lainnya.
Masih belum jelas kenapa, tapi secara fisik memang baterai DSLR ukurannya seringkali lebih besar. Yang jelas dalam soal baterai ini, DSLR memang memiliki ketahanan baterai yang lebih baik.
10. Harga
DSLR: Beli DSLR murah seringkali dirasa lebih worthy daripada beli mirrorless murah.
Mirrorless: Mirrorless hemat nggak punya viewfinder, yang ada viewfinder-nya cenderung lebih mahal.
Kamu mungkin berharap bahwa mirrorless sebagai kamera yang lebih kecil dan lebih simple harganya akan lebih murah. Tapi faktanya tidak sepeti itu. Karena misalnya sekarang, kamera DSLR Canon seri tiga digit seperti EOS 750D harganya hampir sama dengan Sony A6000. Sama-sama APS-C, sama-sama ada viewfinder (meskipun satunya EVF) dan spesifikasi relatif sama tidak beda jauh. Itupun dengan baterai 750D yang lebih tahan dan ukuran A6000 yang lebih kecil. Tapi dari sisi harga, hampir sama.
Baca Juga : Istilah Dalam Dunia Fotografi
Silahkan tulis jika ada pertanyaan, kritik maupun saran dan jangan sungkan-sungkan